Sejarah Jembatan Merah Surabaya

  

       


Krembangan, Surabaya - Di tengah kesibukan lalu lintas Kota Surabaya, berdiri sebuah jembatan bersejarah yang menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu Jembatan Merah. Terletak di kawasan Krembangan, jembatan ini bukan hanya penghubung dua sisi kota, melainkan juga saksi bisu dari pertempuran heroik pada 10 November 1945, yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya.Jembatan Merah dibangun pada abad ke-18 oleh pemerintah kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1743, sebagai bagian dari kesepakatan antara Pakubuwono II dari Mataram dengan VOC. Fungsi utamanya adalah menghubungkan kawasan perdagangan penting di Surabaya, yakni antara wilayah Pecinan dan Arab di timur Kali Mas dengan pusat aktivitas orang Eropa di barat sungai. Warna merah yang menjadi ciri khas jembatan ini berasal dari cat pada pagar pembatasnya yang sejak akhir abad ke-19 diganti dari kayu menjadi besi dan dicat merah agar mudah dikenal

 Jembatan Merah pertama kali dibangun pada masa penjajahan Belanda sebagai jalur utama penghubung kawasan perdagangan dan pelabuhan di Surabaya. Fungsinya sangat vital dalam menunjang mobilitas barang dan orang.pada hari Kamis (27/2/2025) Dalam wawancara yang dilakukan , seorang pelajar yang mendalami sejarah lokal. “ Jembatan Merah Surabaya merupakan salah satu ikon sejarah di Kota Surabaya. Jembatan ini dibangun pada masa kolonial Belanda sebagai jalur utama yang menghubungkan kawasan perdagangan di Surabaya”, ungkap rafi seorang pelajar

Peran strategis Jembatan Merah terlihat dari lalu lintas niaga multietnis yang memanfaatkannya. Pedagang Eropa, Tionghoa, Arab, dan pribumi memanfaatkan jembatan ini sebagai jalur utama distribusi barang dagangan mereka. “Alur perdagangan dan transportasi sangat tergantung pada jembatan ini. Ia menjadi penghubung kawasan niaga dan pelabuhan”.

 Jembatan Merah di Surabaya tidak hanya dikenal sebagai saksi perjuangan 10 November, tetapi juga menyimpan sejumlah fakta menarik yang menjadikannya ikon sejarah dan budaya kota. Warna merah cerah yang menghiasi jembatan ini bukan sekadar hiasan, melainkan sudah menjadi ciri khas sejak masa kolonial sebagai penanda visual kawasan penting di Surabaya. Pemerintah kota pun terus mempertahankan warna ini sebagai bagian dari upaya pelestarian nilai sejarah jembatan tersebut.Jembatan Merah pertama kali dibangun pada tahun 1743, berdasarkan kesepakatan antara Pakubuwono II dari Mataram dengan VOC Belanda. Fungsi awal jembatan ini adalah sebagai jalur strategis yang menghubungkan kawasan perdagangan utama, yaitu wilayah timur Kali Mas yang dihuni komunitas Tionghoa dan Arab dengan pusat aktivitas orang Eropa di barat sungai. Dengan usia lebih dari dua abad, Jembatan Merah menjadi salah satu infrastruktur tertua di Surabaya yang masih berfungsi hingga saat ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cafe Arek Lokal, Tempat Nongkrong di Tropodo Sidoarjo yang Usung Nuansa Kekinian

Food Junction Grand Pakuwon, Destinasi Kuliner dan Hiburan Favorit Warga Surabaya Barat